Friday, July 7, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MOBILISASI DENGAN ALAT BANTU

SOP MOBILISASI DENGAN ALAT BANTU

A. DEFINISI
Merupakan atihan rentang gerak yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu

B. TUJUAN

  1. Menjaga kekuatan dan kelenturan perasendian gerak ekstremitas

C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi dengan alat bantu

D. PERSIAPAN PASIEN 
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Pita pengukur
  2. Kruk berujung karet
  3. Walker
  4. Pararel bar
  5. Goniometer

F. CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri
  2. Beritahu dan jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan danl ihat respon klien
  3. Dekatkan alat ke klien
  4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

ALAT BANTU KRUK

  1. Ukur panjang kruk 3 sampai 4 jari lebar dari aksila ke arah lateral ke tumit klien
  2. Posisikan pegangan kruk dengan siku fleksi pada sudut 200- 250 harus dipastikan dengan goniometer
  3. Pastikan bahwa jaral antara bantalan kruk dan aksila adalah selebar 3- 4 jari
  4. Pastikan klien dalam keadaan seimbang sebelum melakukan mobilisasi
  5. Instruksikan klien melakukan langkah tiga poros, tiga poros dibentuk dengan cara kruk diletakkan 15 cm didepan dan 15 cm disamping kakik klien
  6. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
  7. Ayunkan kruk kedepan sejauh 15 cm sejajar dengan kaki terkuat baru diikuti dengan kaki yang lemah
  8. Lakukan berulang secara bertahap
  9. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  10. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  11. Dokumentasikan tindakan

ALAT BANTU WALKER

  1. Ukur panjang dan lebar walker sesuai dengan pegangan tangan klien
  2. Pastikan klien dalam keadaan seimbang sebelum melakukan mobilisasi
  3. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
  4. Ayunkan walke kedepan sejauh 15 cm sejajar dengan kaki terkuat dan diikuti baru diikuti dengan kaki yang lemah
  5. Lakukan berulang secara bertahap
  6. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  7. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  8. Dokumentasikan tindakan

ALAT BANTU PARAREL BAR

  1. Sesuaikan tinggi pararel bar sesuai dengan pegangan tangan klien
  2. Pastikan klien dalam keadaan seimbang sebelum melakukan mobilisasi
  3. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
  4. Kedua tangna berpegangan pada pararel bar
  5. Majukan pegangan tangan secara bergantian dan diikuti kaki maju kedepan
  6. Lakukan berulang secara bertahap
  7. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  8. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  9. Dokumentasikan tindakan

Sunday, July 2, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MELAKUKAN ROM PASIF UNTUK EKSTERMITAS BAWAH

SOP MELAKUKAN ROM PASIF UNTUK EKSTERMITAS BAWAH

A. DEFINISI
Merupakan latihan gerak isotonik ( terjadi kontraksi dan pergerakan otot) yang dilakukan klien dengan bantuan perawat atau petugas lain ( fisioterapi ) yang menggerakkan  persendian sesuai rentang gerak sendi normal.

B. TUJUAN
Menjaga fleksibilitas dari masing – masing persendian

C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi ekstremitas

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Sarung tangan

F. CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri pada saat kontak pertama kali
  2. Beritahu dan jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang aka dilakukan dan lihat respon klien
  3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  4. Jaga privasi klien dengan menutup pintu briangan atau pakai sampiran
  5. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai untuk memudahkan perawat bekerja
  6. Posisikan klien dengan posisi supinasi dan dekat dengan perawat
  7. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan lurus pada masing – masing sisi tubuh

GERAKKAN EKSTREMITAS BAWAH
GERAKAN PINGGUL DAN LUTUT

  1. Angkat kaki dan bengkokkan lutut
  2. Gerakan lutut keatas menuju dada sejauh mungkin. Kembalikan lutut kebawah, tegakan lutut, rendahkan kaki sampai pada kassur
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakkan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  6. dokumentasikan tindakan

ABDUKSI DAN ADDUKSI LUTUT

  1. Gerakan kaki kesamping menjahui klien
  2. Kembalikan melintas diatas kaki yang lain
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing –masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  6. Dokumentasikan tindakan

ROTASI PINGGUL Internal DAN EKSTERNAL

  1. Putar kaki kedalam kemudian keluar
  2. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  3. Observasi tanda –tanda vital setelah latihan pergerakan
  4. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  5. Dokumentasikan tindakan

GERAKKAN TELAPAK KAKI DAN PERGELANGAN KAKI
DORSOFLEKSI TELAPAK KAKI

  1. Letakkan satu tangan di bawah tumit
  2. Tekan kaki klien dengan lengan anda utuk mengerkaknya kearah kaki
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda –tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  6. Dokumentasikan tindakan

FLEKSI PLANTAR KAKI

  1. Letakkan satu tangan pada punggung kaki dan tangan yang lain berada pada tumit
  2. Dorong telapak kaki menjauh dari kaki
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda –tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  6. Dokumentasikan tindakan

FLEKSI DAN EKSTENSI JARI – JARI KAKI

  1. Letakkan satu tangan pada punggun kaki klian, letakkan tangan yang lain pada pergelangan kaki
  2. Bengkokkan jari – jari kaki ke bawah, kembalikan lagi pada posisi semula
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda –tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  6. Dokumentasikan tindakan

INVERSI DAN EVERSI TELAPAK KAKI

  1. Letakkan satu tangan di bawah tumit dan tangan yang lain diatas punggung kaki
  2. Putar tealapak kaki kedalam kemudian keluar
  3. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  4. Observasi tanda –tanda vital setelah latihan pergerakan
  5. Lepas sarung tangan dan cuci  tangan
  6. Dokumentasikan tindakan


Saturday, July 1, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MELAKUKAN ROM PASIF GERAKAN EKSTREMITAS ATAS

SOP MELAKUKAN ROM PASIF GERAKAN EKSTREMITAS ATAS

A. DEFINISI
Merupakan latihan gerak isotonik ( terjadi kontraksi dan pergerakan otot) yang dilakukan klien dengan bantuan perawat atau petugas lain ( fisioterapi ) yang menggerakkan  persendian sesuai rentang gerak sendi normal.

B. TUJUAN
Menjaga fleksibilitas dari masing – masing persendian

C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi ekstremitas

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Sarungtangan tangan

F. CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri pada saat kontak pertama kali
  2. Beritahu dan jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang aka dilakukan dan lihat respon klien
  3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  4. Jaga privasi klien dengan menutup pintu briangan atau pakai sampiran
  5. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai untuk memudahkan perawat bekerja
  6. Posisikan klien dengan posisi supinasi dan dekat dengan perawat
  7. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan lurus pada masing – masing sisi tubuh

GERAKAN EKSTREMITAS ATAS
GERAKAN BAHU

  1. Gerakkan kedua lengan secara bersamaan keatas menuju kepala kembalikan keposisi sebelumnya dan lakukan masing- masing gerakkan 3 kali ( fleksi ekstensi bahu )
  2. Gerakkan lengan menjahui tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan diatas kepala lakukan 3 kali ( abduksikan bahu )
  3. Gerakan lengan klien keatas tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan menyentuh tangan pada sisi dibelahnya laukan 3 kali ( aduksikan bahu)
  4. Kali kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  5. Observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  6. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  7. Dokumentasikan tindakan

GERAKAN SIKU

  1. Genggam tangan klien seperti orang yang berjabat tangan lipat tangan klien keatas dan ke bawah pastikan hanya terjadi pergerakan siku bukan bahu lakukan 3 kali ( fleksi ekstensi siku )
  2. Kaji kemampuan untuk melakukan gerakan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  3. Obseravsi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  4. Lepas sarung tangan dan
  5. Dokumentasikan tindakan

GERAKAN PERGELANGAN TANGAN

  1. Genggam telapak tangan dengan satu tangan, tangan yang lain menyangga lengan baawah, bengkokkkanpergelangan tangan kebawah lakukan 3 kali ( fleksi pergelangan tangan )
  2. dari posisi fleksi kembalikan keposisi semula dan bengkokkan keatas dan lakukan 3 kali ( ekstensi pergelangan tangan )
  3. bengkkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah ibu jari lakukan 3 kali ( fleksi radial / radial devilation / abduksi)
  4. bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari kelingking ( fleksi ulnar / ulnar devisiation / aduksi)
  5. kaji kemampuan untuk melakukan gerakan, maasing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  6. observasi tanda – tanda vital setelah latihan pergerakan
  7. lepas sarung tangan dan cuci tangan
  8. dokumentasikan tindkan

GERAKAN JARI – JARI

  1. gengganm jari dan buka jari lakukan 3 kali( fleksi ekstensi jari )
  2. bengkokkan jari sejauh mingkin lakukan 3 kali ( hiperekstensi jari )
  3. buka dan pisahkan jari serta kembalikan ke posissi semula lakukan 3 kali ( abduksi adduksi jari )
  4. sentuhkan masing – masing jari dengan ibu jari ( oposisi jari )
  5. kaji kemampuan untuk menggerakkan masing – masing gerakan persendian yang bersangkutan
  6. observasi tada – tanda vital setelah latihan pergerakan
  7. lepas sarung tangan dan cuci tangan
  8. dokumentasikan tindakan

Wednesday, June 21, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUCTION

SOP SUCTION

A. DEFINISI
Suction adalah tindakan penghisapan lendir di jalan napas.

B. TUJUAN
  1. Mengeluarkan secret atau cairan pada jalan napas
  2. Melancarkan jalan napas

C. INDIKASI
  1. Pasien tidak sadar
  2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lendir sendiri

D. PERSIAPAN ALAT
  1. Bak instrument berisi: pinset anatomis 2 buah, kasa secukupnya
  2. NaCl atau air matang
  3. Kanul suction
  4. Mesin suction 
  5. Tissue
  6. Sarung tangan
  7. Perlak dan pengalas

E. CARA KERJA
  1. Cek program terapi pasien
  2. Cuci tangan
  3. Siapkan peralatan 
  4. Berikan salam dan sapa nama pasien
  5. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 
  6. Berikan posisi kepala pasien sedikit ekstensi
  7. Berikan oksigen 2 – 5 L/m
  8. Letakan pengalas di bawah dagu pasien 
  9. Gunakan sarung tangan
  10. Hidupkan mesin suction, cek tekanan dan botol penampung
  11. Masukan kanal suction dengan hati-hati (hidung sekitar 5 cm, mulut sekitar 10 cm)
  12. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, tarik keluar perlahan sambil memutar (anak-anak sekutar 5 detik, dewasa sekitar 10 detik)
  13. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernapas
  14. Ulangi prisedur suction tersebut sebanyak 3-5 kali 
  15. Observasi keadaan umum pasien dan status pernapasannya
  16. Observasi secret tentang warna, bau, dan volumenya
  17. Evaluasi tindakan yang dilakukan
  18. Rapikan pasien dan lingkungan sekitar pasien 
  19. Rapikan peralatan yang telah dilakukan
  20. Cuci tangan
  21. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Sunday, June 18, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) CARA MEMBERIKAN NEBULAIZER

SOP CARA MEMBERIKAN NEBULAIZER

A. Pengertian
Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas

B. Tujuan

  1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
  2. Melonggarkan jalannafas 

C. Persiapan lingkungan
Menutup sampiran

D. PERSIAPAN ALAT :

  1. tabungO2 
  2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
  3. Masker oksigen
  4. Nebulaizer
  5. tissue

E. PERSIAPAN PASIEN  :

  1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
  2. Pasien diatur sesuai kebutuhan

F. PELAKSANAAN :

  1. Perawat cuci tangan
  2. Mengatur poisis klien
  3. Dekatkan peralatan
  4. Mengisi ventolin pada nebulezer
  5. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya : ventolin (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus.
  6. Memasang masker pada pasien
  7. Nebulaizer dinyalakan
  8. menginstruksikan pasien untuk nafas dalam sampai obat habis
  9. Observasi pasien selama pemberian nebulizer
  10. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
  11. bersihkan mulut dan hidung pasien
  12. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
  13. Perawat cuci tangan
  14. Dokumentasikan tindakan 
  • Evaluasi perasaan pasien
  • Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
  • Dokumentasi 
  • Hari tanggal
  • Tindakan
  • Obat yang diberikan


Friday, June 16, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN INFUS

SOP PEMASANGAN  INFUS        

A. PENGERTIAN   
 Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral

B. TUJUAN  
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

C. KEBIJAKAN

  1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (I.V) 
  2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

D. PERSIAPAN PERALATAN

  1. Sarung tangan Steril 1 pasang
  2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip) 
  3. Cairan parenteral sesuai program
  4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
  5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
  6. Desinfektan
  7. Torniquet/manset
  8. Perlak dan pengalas
  9. Bengkok 1 buah
  10. Plester / hypafix
  11. Kassa steril
  12. Penunjuk waktu

E. PROSEDUR PELAKSANAAN  

  1. Tahap PraInteraksi 
  2. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  3. Mencuci tangan
  4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi

  1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
  3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 

Tahap Kerja 

  1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
  2. Menutup saluran infus (klem)
  3. Menusukkan saluran infus dengan benar
  4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
  5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
  6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
  7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena 
  8. Memasang perlak dan alasnya 
  9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
  10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
  11. Memakai hand schoen
  12. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
  13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
  14. Memegang IV cateter dengan sudut 300
  15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
  16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik Mandrin + 0,5 cm
  17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
  18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse
  19. Melepaskan toniquet
  20. Mengalirkan cairan infuse
  21. Melakukan fiksasi IV cateter
  22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
  23. Mengatur tetesan sesuai program

Tahap Terminasi

  1. Melakukan evaluasi tindakan
  2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
  3. Berpamitan dengan klien.
  4. Membereskan alat-alat
  5. Mencuci tangan 
  6. Mendokumentasikan tindakan
1. waktu pemasangan
2. type cairan
3. Tempat insersi (melalui IV)
4. Kecepatan aliran (tetesan/menit)
5. Respon klien sesudah dilakukan tindakan
6. pemasangan infuse

     

Wednesday, June 14, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGUKURAN SUHU DI MULUT

SOP PENGUKURAN SUHU DI MULUT

A. DEFINISI
Pengukuran suhu di mulut adalah suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer oral.

B. TUJUAN
Mengetahui suhu tubuh klien

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Berikan salam, perkenalkan diri perawat, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
  2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Thermometer bersih dalam tempatnya
  2. 3 botol berisi
  3. Larutan sabun
  4. Larutan lisol 5% didalamnya diberi alas kain kassa
  5. Air bersih, didalamnya diberi alas kain kassa
  6. Tissue
  7. Bengkok
  8. Buku catatan

E. CARA KERJA

  1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai
  2. Bawa alat - alat kedekat pasien
  3. Cuci tangan
  4. Perintahkan pasien untuk membuka mulut
  5. Letakkan ujung thermometer dibawah lidah pasien dari sudut mulut
  6. Perintahkan pasien untuk mengatupkan mulut rapat - rapat dan bernapas melalui hidung
  7. Angkat thermometer setelah 3 - 5 menit
  8. Bersihkan thermometer dengan tissue dari atas kearah reservoir
  9. Baca dan caat hasilnya
  10. Bersihkan kembali thermmometer sesuai prosedur
  11. Akhiri kegiatan dengan baik
  12. Cuci tangan dan kembalikan alat yang telah digunakan ke tempatnya
  13. Dokumentasikan tindakan

Saturday, June 10, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGUKURAN SUHU DIAXILA/KETIAK

SOP PENGUKURAN SUHU DIAXILA/KETIAK

A. DEFINISI
Pengukuran suhu di axila adalah suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer aksila

B. TUJUAN
Mengetahui suhu tubuh klien

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Berikan salam, perkenalkan diri perawat,dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat
  2. Jelaskan posedur tindakan yanga kan dilakukan

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Therometera bersih dalam tempatnya
  2. 3 botol berisi 
  3. Larutan sabun
  4. Larutan lisol 5% di dalamnya diberi alas kain kassa
  5. Air bersih, di dalamnya di beri alas kain kassa
  6. Tissue
  7. Bengkok 
  8. Buku catatan

E. CARA KERJA

  1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai
  2. Bawa alat-alat kedekat klien
  3. Cucitangan
  4. Keringkan ketiak pasien dengan sapu tangan atau handuk pasien atau tissue
  5. Periksa thermometer apakah air raksa sudah turun sampai reservoir ( jika belum turunkan lebih dahulu )
  6. Jepitkan thermometer di tengah - tengah ketiak, lengan psien dilipat di dada, tangan pasien memegang bahu di sebelahnya sementara tangan lain menahan siku, sehhingga ketiak tertutup rapat
  7. Angkat thermometer setelah 5 – 10 menit
  8. Bersihkan thermometer dengan tissue dari atas ke arah reservoir
  9. Baca dan catat hasil suhu klien
  10. Bersihkan kembali thermometer sesuai prosedur
  11. Turunkan air raksa sampai reservoir
  12. Rapikan peralatan yang telah digunakan
  13. Akhiri kegiatan dengan baik
  14. Cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan

Wednesday, June 7, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR TAKANAN DARAH

MENGUKUR TAKANAN DARAH

A. DEFINISI
Tindakan yang dilakukan untuk besarnya tekanan darah

B. TUJUAN
Menetahui tekanan darah

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Berikan salam, perkenalkan diri perawat, dan identiikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat
  2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Tensimeter
  2. Stetoskop 
  3. Buku catatan

E. CARA KERJA

  1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai
  2. Bawa alat – alat kedekat pasien
  3. Cuci tangan
  4. Gulung lengan baju klien
  5. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar lengan
  6. Manset dipasang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu longgar
  7. Pompa tensimeter dipasang
  8. Denyut nadi arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut
  9. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di pipa naik
  10. Sekrup balon dibuka perlahan - lahan sehingga air raksa turun perlahan – lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama
  11. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut tekanan sistol
  12. Dengarkan terus sampai denyutan berakhir, skala permukaan air raksa pada waktu denyutan berakhir disebut tekanan diastole
  13. Catat hasilnya, pencatatan dilakukan dengan ncara : tekanan systole dituliskan diatas dan tekanan diastole dituliskan dibawah, misalnya 120 / 80 dengan satuan mmhg
  14. Cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan

HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

  1. MEMASANG MANSEET HAARUS TEPAT DIATAS PERMUKAAN DINDING ARTERI BRACHIALIS
  2. MENEPELKAN STETOSKOP JANGANTERLALU KERAS DAN PENGGUNAANNYA HARUS TEPAT
  3. SEBELUM MENUTUP TENSIMETER MASUKAN DULU AIR RAKSA KE DALAM RESERVOIRNYA, MANSET DAN BALON DISUSUN DALAM TEMPATNYA UNTUK MENCEGAH PECAHNYA TABUNG AIR RAKSA.
  4. PADA ANAK - ANAK DIGUNAKAN MANSET KHUSUS
  5. BILAMANA MENGGUNAKAN TENSIMETER ELEKTRONIK ( BATERY ) PENGGUNAANNYA SESUAIKAN DENGAN PETUNJUK YANG ADA SECARA TEPAT DAN BENAR.

Saturday, June 3, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENETESKAN OBAT TELINGA

SOP MENETESKAN OBAT TELINGA

A. DEFINISI
SUATU TINDAKAN MEMBERIKAN OBAT PADA TELINGA

B. TUJUAN
Untuk menyembuhkan telinga dair suatu penyakit

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Pasien diberi penjelsan tentang hal-hal yang akan dilakukan
  2. Pasien diatur dalam posisi miring dengan telinga yang di obaati menghadap keatas dengan sudut 60 derajat

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Mangkok berisis air panas
  2. Kapas lidi
  3. Obat tetes telinga sesuai dengan kebutuhan
  4. Pipet obat
  5. Kapas

E. CARA KERJA

  1. Panaskan obat dengan cara merendam dalam mnagkok berisi air panas
  2. Suhu obat di tes dengan cara meneteskannya pada punggungtelapak tangan petugad
  3. Bersihkan dan keringkan kanal telinga luar dengan kapas lidi
  4. Teteskan obat sebanyak yang telah ditentukan dalam program pengobatan
  5. Tutup lubang tlelingadengan kapas
  6. Anjurkan pasien untuk tetap miring dengan telinga yang diobati menghadap ke atas selam lima menit
  7. Bersihkan obat di sekitar telinga
  8. Dokumentasikan tindakan 

Thursday, June 1, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENETESKAN OBAT PADA MATA

SOP MENETESKAN OBAT PADA MATA

A. DEFINISI
Suatu tindakan memberikan obat pada mata

B. TUJUAN
Untuk menyembuhkan mata dari suatu penyakit

C. PERSIAPAN PASIEN
Pasien diberi penjelsan tentang hal-hal yang akan dilakukan
Pasien diatur dalam posisi duduk atau telentang

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Obat tetes mata
  2. Kapas basa steril di dalam tempatnya
  3. Pinset steril dalam tempatnya
  4. bengkok


E. CARA KERJA

  1. Bersihkan mata pasien dengan kapas kasa steril
  2. Kapas basah yang sudah dipakai dibuang dalam bengkok
  3. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
  4. Muka pasien diataur sejajar dengan langit-langit, tarikm kelopak mata bawah ke bawah
  5. Teteskan obat pada konjungtiva kelopak bawah 
  6. Bersihkan sisa obat yang ada dimata dengan kapas basah
  7. Dokumentasikan tindakan 


Tuesday, May 30, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN OBAT TETES HIDUNG

SOP MEMBERIKAN OBAT TETES HIDUNG
SOP MENETESKAN OBAT HIDUNG

A. DEFINISI
Suatu tindakan memberikan obat pada hidung

B. TUJUAN
Untuk menyembuhkan hidung dari suatu penyakit

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Pasien diberi penjelsan tentang hal-hal yang akan dilakukan
  2. Pasien diatur dalam posisi duduk atau telentang

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Obat tetes hidung sesuai dengan program pengobatan
  2. Pipet obat
  3. Kertas tissue bila mungkin disediakan

E. CARA KERJA

  1. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
  2. Teteskan obat sebanyak yang telah di tentukan dalam program pengobatan
  3. Anjurkan pasien dalam posisi tidur dengan kepala ekstensi selama dua menit
  4. Bersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tissue
  5. Teteskan obat 


Monday, May 29, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN OBAT SALEP MATA

SOP MEMBERIKAN OBAT SALEP MATA

A. DEFINISI
Suatu tindakan memberikan salep pada mata

B. TUJUAN
Untuk memberikan obat pada mata

C. PERSIAPAN PASIEN

  1. Pasien diberi penjelsan tentang hal-hal yang akan dilakukan
  2. Pasien diatur dalam posisi duduk atau telentang

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Salep mata sesuai dengan kebnnutuhan
  2. Kapas bulat khususs untuk mata

E. CARA KERJA

  1. Baca etiket pada tube salep mata untuk mencegah kekeliruan
  2. Bersihkan mata pasien dengan kapas bulat
  3. Kapas bulas yang sudah dipakai dibuang kedalam bengkok
  4. tarik kelopak mata kebawah mata dan oleskan salep dari kantus dalam ke kantus luar
  5. anjurkan pasien untuk menutup dan mengejap kelopak mata
  6. bersihkan sisa salep yang ada disekitar mata dengan kapas bulat
  7. bila perlu mata ditutup dengan kain kassa steril dan diplester
  8. Dokumentasikan tindakan 


Sunday, May 28, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT

SOP MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT

A. DEFINISI
Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk memasukkan obat melalui rute oral

B. TUJUAN
Untuk menyembuhkan pasien

C. PERSIAPAN PASIEN
MEMBERSIHKAN PENJELASAN TENTANG MAKSUD DAN TUJUAN TINDAKAN

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Meja obat beroda berisi
  2. Daftar obat pasien(jenis/nama obat, dosis obat, jadwal pemberian, no register pasien)
  3. Buku obat pasien
  4. Tempat obat dan tutupnya (beretiket nama, kamar dan nomor tempat tidur pasien)
  5. Gelas ukur
  6. Gelas obat
  7. Gelas air minum
  8. Air minum dalam cerek
  9. Sedotan
  10. Pipet
  11. Serbet
  12. Lumping obat (mortar) dan alu obat
  13. Baki
  14. Bengkok atau sampah

E. CARA KERJA

  1. MENCUCI TANGAN
  2. Mengatur tempat-tempat obat dalm baki, buku obat dana ddaftar obat
  3. Menyiapkan obat yang di perlukan
  4. Membaca daftar obat, mengambil obat sesuai dengan jenis dan jumlah, kemudian memasukkan kedalam tempat obatpasien dan mengembalikan obat ke tempat semula
  5. Meletakkan baki obat, airminum dam gelas, sedotandan daftar/buku obat diatas mejaobat beroda
  6. Mendorong meja obat ke kamar pasien
  7. Memeriksa kembali obat,jika sudah benarberikan pada pasien. Tunggu sampai semua obat ditelan habis
  8. Bantu pasien yang tidak bisa minum sendiri
  9. Bersihkan dan rapikan kembali pasien
  10. Obat yang sudah di minum pasien di beri tanda pada buku oobat dan tandatangan perawat
  11. Mencuci tangan
  12. Dokumentasikan tindakan

Saturday, May 13, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN INJEKSI SUBCUTAN

SOP MEMBERIKAN INJEKSI SUBCUTAN

A. DEFINISI
Suatu tindakan emasukkan obat melalui subcutan

B. TUJUAN
Obat dapat bereaksi dengan cepat
Memberokan obat dalm dosis yang lebih besar

C. INDIKASI

  1. Di berikan pada pasien yang membutuhkan obat dengan reaksi cepat
  2. Dilakukan pada pasien yang kesulitan menelan obat dan obat dapat rusak dengan asam lambung

D. PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan pada pasien tenang maksud dan tujuan tindakan
  2. Memposisikan pasien supinasi, pronasi atau duduk dengan area injeksi yang terbuka

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Bak instrument berisi spuit berukuran 1 cc dan jarum suntik nomor 12-18
  2. Bak injeksi steril
  3. Kapas alcohol 70% dalm kom tertutup
  4. Buku/daftar obat dan alat tulis
  5. Bengkok
  6. Obat yang diperlukan dalam bentuk flakon/ampul

F. CARA KERJA

  1. Membawa alat - alat kedekat pasien
  2. Memasang sampiran bila perlu
  3. Mengatur posisi pasien dan membebaskan daerah yang akan di injeksi
  4. Mencuci tangan
  5. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alcohol 70% tunggu sampai kulit kering
  6. Mengangkat kulit sedikit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, menususkkan jarum perlahan-lahan dengan posisi 45 derajat sampai 90 derajat jangan lupa lubang jarum menghadap keatas
  7. Aspirasi untuk memeriksa apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada darah masukan obat ke dalam subcutan sampai habis secara perlahan-lahan
  8. Merapikan pasien membereskan alat
  9. Mencucic tangan
  10. Mendokumentasikan tindakan



Thursday, May 11, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN INJEKSI INTRAVENA

SOP MEMBERIKAN INJEKSI INTRAVENA

A. DEFINISI
Suatu tindakan memasukkan obat melalui rute intravena (pembuluh darah vena ) menggunakan spuit

B. TUJUAN
Obat dapat segera bereaksi dengan cepat
Memberikan obat dalam dosis yang lebih besar

C. INDIKASI

  1. Di berikan pada pasien yang membutuhkan obat dengan reaksi cepat
  2. Dilakukan pada pasien yang kesulitan menelan obat dan obat dapat rusak dengan asam lambung

D. PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan pada pasien tenang maksud dan tujuan tindakan
  2. Memposisikan pasien supinasi dengan area vena yang terbuka   

E. PERSIAPAN ALAT
  1. Bak instrument berisi spuit ukuran 1-10 cc dan jarum suntik nomor 12-28
  2. Bak injeksi steril
  3. Kapas alcohol 70% dalam kom tertutup
  4. Gergaji ampul jika perlu
  5. Tourniquet
  6. Pengalas
  7. Bengkok kososng
  8. Daftar atau/buku suntikan dan alat tulis
  9. Water for injection
  10. Obat yang diperlukan
  11. Dalam bentuk flacon
  12. Tutup karet disinfaksi dengan alcohol
  13. Oplos obat serbuk dengan Water for injection sesuai kebutuhan
  14. Hisap cairan obat dengan spuit steril sesuai dengan dosis
  15. Keluarkan udara dari spuit bila ada
  16. Ganti jarum spuit dan masukkan spuit berisi obat ke dalam bak injeksi steril bersama kapas alcohol
  17. Dalam bentuk ampul
  18. Gergaji leher ampul, alas ujung ampul dengan kapas alcohol kemudian ujung ampul dipatahkan
  19. Hisap cairan obat dengan dosis
  20. Masukkan spuit berisi obat ke dalam bak injeksi steril bersama alcohol


F. CARA KERJA

  1. Membawa alat - alat ke dekat pasien
  2. Memasang sampiran bila perlu
  3. Mencuci tangan
  4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
  5. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan diinjeksi
  6. Memasang tournikuet di atas daerah yang akan diinjeksi, anjurkan pasien untuk mengepalkan alat.
  7. Menghapushamakan kulit dengan kapas alcohol, tunggu sampai kering
  8. Menegangkan kulit dengan tangan kiri, lalu menusukkan jarum dengan sudut 15-20 derajat ke dalam vena dengan lubang jarum mengarah keats sejajar dengan vena.
  9. Aspirasi untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang akan ditandai dengan keluarnya darah di dalam spuit.
  10. Menganjurkapsien membukakepalan, sambil membuka tournikuet
  11. Masukkan obat ke dalam vena secara perlahan-lahan sampai habis
  12. Meletakkan kapas alcohol di dalam jarum kemudian menarik spuit dengan cepat sambil memegangi pangkal jarum.
  13. Buang kapas bekas ke dalam bengkok
  14. Merapikan pasien
  15. Membereskan alat - alat
  16. Mencuci tangan
  17. Mendokumentasikan tindakan


Tuesday, May 9, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN INJEKSI INTRAMUSCULAR

SOP MEMBERIKAN INJEKSI INTRAMUSCULAR

A. DEFINISI
Suatu tindakan memasukkan obat melalui rute intramuscular (otot)

B. TUJUAN

  1. Obat dapat segera bereaksi dengan cepat
  2. Memberikan obat dalam dosis yang lebih besar

C. INDIKASI

  1. Di berikan pada pasien yang membutuhkan obat dengan reaksi cepat
  2. Dilakukan pada pasien yang kesulitan menelan obat dan obat dapat rusak dengan asam lambung

D. PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan pada pasien tenang maksud dan tujuan tindakan
  2. Memposisikan pasien supinasi, pronasi atau duduk dengan area injeksi yang terbuka

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Bak instrument berisi spuit ukuran 1-10 cc dan jarum suntik nomor 12-28
  2. Bak injeksi steril
  3. Kapas alcohol 70% dalam kom tertutup
  4. Gergaji ampul jika perlu
  5. Tourniquet
  6. Pengalas
  7. Bengkok kososng
  8. Daftar atau/buku suntikan dan alat tulis
  9. Water for injection
  10. Obat yang diperlukan
  11. Dalam bentuk flacon
  12. Tutup karet disinfaksi dengan alcohol
  13. Oplos obat serbuk dengan Water for injection sesuai kebutuhan
  14. Hisap cairan obat dengan spuit steril sesuai dengan dosis
  15. Keluarkan udara dari spuit bila ada
  16. Ganti jarum spuit dan masukkan spuit berisi obat ke dalam bak injeksi steril bersama kapas alcohol
  17. Dalam bentuk ampul
  18. Gergaji leher ampul, alas ujung ampul dengan kapas alcohol kemudian ujung ampul dipatahkan
  19. Hisap cairan obat dengan dosis
  20. Masukkan spuit berisi obat ke dalam bak injeksi steril bersama alcohol


F. CARA KERJA

  1. Membawa alat - alat ke dekat pasien
  2. Memasang sampiran bila perlu
  3. Mencuci tangan
  4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
  5. Menghapushamakan kulit dengan kapas alcohol, tunggu sampai kering
  6. Menegangkan kulit dengan tangan kiri, lalu menususkkan jarum dengan posisi 90 derajat ke dalam otot sedalam 3/4jarum
  7. Aspirasi untuk memeriksa apakah adadarah atau tidak. Bila tidak ada darah masukkan alat secara pelan -pelan sampai obat habis
  8. Meletakkan kapas alcohol di dalam jarum kemudian menarik spuit dengan cepat sambil memegangi pangkal jarum
  9. Memasage tempat penyuntikan
  10. Buang kapas bekas ke dalam bengkok
  11. Merapikan pasien
  12. Membereskan alat - alat
  13. Mencuci tangan
  14. Mendokumentasikan tindakan




Sunday, May 7, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN INJEKSI INTRAKUTAN

SOP MEMBERIKAN INJEKSI INTRAKUTAN

A.  DEFINISI
Suatu tindakan memberikan obat melalui rute

B.  TUJUAN

  1. Memasukkan obat secara cepat
  2. Mempercepat penyerapan obat

C.  INDIKASI

  1. Skin test
  2. Vaksinasi

D.  PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan pada psien tentang maksud dan tujuan dari tindakan
  2. Memposisikan pasien supinasi, pronasi, atau duduk dengan area injekasi terbuka

E.  PERSIAPAN ALAT

  1. Spuit no 18-20
  2. Bak injeksi steril
  3. Kapas alcohol 70%/kapas hangat dalam kom tertutup
  4. Buku/daftar obat dan alat tulis
  5. Bengkok kososng
  6. Obat/vaksin yang diperlukan


F.  CARA KERJA

  1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
  2. Memasang sampiran
  3. Mencauci tangan
  4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi dengan kapas alcohol/kapas hangat untuk pemberian vaksin
  5. Menegangkan kulit dengan tangan kiri pada daerah yang akan di injeksi. Lalumenusukan jarum ke dalam intrakutan dengan posisi 15-20 derajat,lubang jarum menghadap keatas
  6. Memasukkan obat atau vaksin secara perlahan-lahansampai timbul indurasi pada kulit
  7. Tarik jarum dengan cepat,tempat penusukkan tidak boleh dihapus dengan kapas alcohol dan tidak boleh di massage
  8. Rapikan pasien
  9. Bereskan alat-alat
  10. Mencuci tangan


Friday, May 5, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

SOP PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

A.  DEFINISI
Terapi invasive (medis) untuk memberikan darah / komponen darah dengan resiko tinggi, berupa morbiditas dan mortalitas baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

B. TUJUAN
  1. Memperbaiki sirkulasi darah, Hb dan kadar protein serum

C. INDIKASI
  1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan
  2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara lain
  3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
  4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan plasma subtitle/larutan albumin

D. PERSIAPAN PASIEN
  1. Memberitahu prosedur tindakan pada klien
  2. Melakukan infornmed consent
  3. Memonitor tanda-tanda vital (minimal 30 menit sebelum tindakan)
  4. Cocokkan data klien dikantong darah dengan data yang ada dilembar observasi
  5. Kosongkan urobag

E. PERSIAPAN ALAT
  1. 1 set pemberian darah
  2. Vena cateter berukuran besar (18-19)
  3. Normal saline
  4. Transfuse set
  5. Produk darah yang tepat
  6. Hanscoeen steril
  7. Kapas alcohol
  8. Plester
  9. Mansettekan darah
  10. Stetoskop
  11. Thermometer
  12. Format inform consen yang telah ditanda tangani
  13. Bila di perlukan
  • Pompa infue set
  • Filter penurun leukosit
  • Penghangat darah
  • Kantung tekanan

F. CARA KERJA
  1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan memberitahukan bahwa tindakan akan segera dilakukan. 
  2. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
  3. Alat-alat didekatkan
  4. Jika pasien sudah terpasang infuse,ganti infuse dengan blood set
  5. Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns 0,9% kurang lebih 25cc
  6. Pasang darah/komponen darah yang akan ditransfusikan, kemudian atur kecepatan tetesan darah ( batas aman transfuse dengan kondisi jantung yang baik, tidak ada hipovolemi adalah 1ml/kg bb/ jam (satu kantong darah kira - kira 3 jam). 
  7. Dokter atau perawat harus 15 menit disamping klien untuk mengawasi keadaan umum, keluhan klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta tanda - tanda alergi seperti : gatal, sesak nafas, rasa demam, mual, nyeri punggung dll.
  8. Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap jam, sampai 1-2 jam setelah transfusi berakhir
  9. Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse segera dihentikan, segera ganti blood set dengan yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda - tanda vital jika ada gangguan hemodinamik lakukan tindakan berdasarkan pada penatalaksaan klien dengan ganggguan hemodinamik.
  10. Rapikan pasien
  11. Bereskan alat-alat
  12. Cuci tangan
  13. Dokumentasikan : golongan darah, Rh (+/-) nomor kantong darah, respon klien dll.





Wednesday, May 3, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN LUKA ABRASI

SOP PERAWATAN LUKA ABRASI 

A.  DEFINISI 
Suatu cedera kulit dengan ketebalan superficial dan parsial yang sering kali terjadi akibat gesekan yang menyimpang dan atau triase permukaan kulit dengan permukaan yang lebih keras atau kasar.

B.  TUJUAN 
Untuk mencegah bekas luka jangka panjang yang di sebarkan oleh tertahannya kontaminan

C.  PERSIAPAN PASIEN 
  1. Memperkenalkan diri 
  2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 
  3. Meminta persetujuan dari pasien 
  4. Siapkan pasien dengan posisi sesuai kebutuhan

D.  PERSIAPAN ALAT 
  1. Set balutan steril 
  2. Sarung tangan sterik
  3. Pinset dan gunting menyesuaikan kondisi luka
  4. Kassa steril
  5. Cucing
  6. Larut Nacl 0,9%
  7. Obat topical yang tidak membentuk escar keras (salep gentamisin) 
  8. Pengalas jika diperlukan 
  9. Larutan klorin 0,5%

F. CARA KERJA 

  1. Tutup pintu di sekitar klien
  2. Bantu klien pada posisi nyaman
  3. Dekatkan peralatan ke dekat klien
  4. Cuci tangan secara saksama
  5. Bila perlu pasang perlak
  6. Pakai sarung tangan 
  7. Bersihkan luka dengan Kassa yang di Basahi Nacl secara pelan-pelan
  8. Bersihkan sekitar luka
  9. Gunakan Kassa untuk mengeringkan luka
  10. Olesi luka dengan salep antiseptik secara tipis dan merata
  11. Luka dibiarkan terbuka dan di jaga kebersihannya atur kembali posisi yang nyaman bagi klien
  12. Lepaskan sarung tangan dan dekontaminasi alat dengan balutan klorin 0,5% selama 5-10 menit
  13. Cuci tangan 
  14. Dokumentasikan : kondisi luka,  luas luka, area/tempat luka,  obat topical yang di pakai, Catat respon klien

Sunday, April 30, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN SARUNG TANGAN (N

SOP MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN SARUNG TANGAN 

A.  DEFINISI 
Suatu tindakan untuk membersihkan dan menyiapkan sarung tangan steril

B.  Tujuan
Mencegah kontaminasi sarung tangan 

C. PERSIAPAN ALAT 

  1. Sarung tangan yang telah terpakai
  2. Tempat pencucian dengan air menfalir
  3. Sabun
  4. Kain pengweing/lap kering
  5. Talk
  6. Tablet formalin
  7. Tombol atau stoples yang berkutu rapat (ukuran 1 liter atau lebih)


D.  CARA kerja

  1. Bilas dan sabuni bagian luar dan dalam sarung tangan.  Kemudian bilas sampai bersih
  2. Periksa sarung tangan apakah bocor atau tidak dengan cara memasukkan udara ke dalamnya lalu di rendah dalam air.  Bila bocor pisahkan. 
  3. Setelah bersih,  sarung tangan yang masih baik di keringkan dengan cara menggantung terbalik atau langsung di keringkan sisi luar dalamnya dengan handuk/lap kering 
  4. Kerjakan hati-hati jangan sampai rusak
  5. Beri bedak atau talk tipis-tipis bagian luar dan dalamnya.  Diatur atau di gulung sepasang2 atau di pisahkan sevagian-sebagian.  Bila dipisahkan antara kiri dan kanan harus di beri etika yang jelas pada tromol/toilet masing-masing
  6. Kesan di steril kan di dalam trombilitik atau toples tertutup yang sudah berisi tablet formalin selama 24 jam terhitung saat mulai di masukkan
  7. Setelah selesai maka ALAT-alat di Bereskan kembali
  8. Dokumentasikan tindakan 

Wednesday, April 26, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MERAWAT PASIEN DENGAN KEADAAN ISOLASI

SOP MERAWAT PASIEN DENGAN KEADAAN ISOLASI

A.  DEFINISI
Suatu tindakan pencegahan dan penfontrolan infeksi nososkomial dengan memperhatikan universal precautions

B.  TUJUAN
Mencegah penyebaran infeksi nososkomial

C. PERSIAPAN ALAT

  1. Gown(skort) 
  2. Masker
  3. Handschoen 


D. Tahap kerja

  1. Tinjau ulang kewaspadaan pasien
  2. Jelaskan isolasi dan kewaspadaan yang perlu terhadap klien,  keluarga dan pengunjung,.  Berikan kesempatan untuk bertanya
  3. Cuci tangan 
  4. Gunakan gown, masker, sarung tangan dan kaca mata Google jika di butuhkan 
  5. Kenakan gown. Pastikan semua gown menutupi semua pakaian. Tarik lengan baju ke bawah ke pergelangan tangan.  Ikatan dengan rapat pada leher dan pinggang.
  6. Pakai sarung tangan sekali pakai.  Jika di pakai dengan gown,  tarik manset ke atas tepi lengan gown
  7. Pakai masker bedah sekeliling mulut dan hidunm ikat dengan rapat. 
  8. Pakai kaca mata Google tepat melingkupi sekeliling wajah dan mata. 
  9. Kaji apakah ALAT-alat tersebut dapat di bawah ke kamar klien
  10. Masuk ke kamar klien.  Atur peralatan dan bahan-bahan (jika peralatan akan di pindahkan dari kamar untuk di gunakan lagi,  Letakkan dalam handuk kertas yang bersih) 
  11. Kaji tanda vital :

  12. Jika peralatan tetap berada dalam kamar,  tetap mengkaji tanda vital sebagai prosedur rutin.  Hindari kontak antara stetoskop atau manset tekanan darah dengan materi yang terinfeksi 

B.  Jika stetoskop akan di gunakan lagi,  bersihkan diafragma dengan alkohol.  Letakkan pada sisi di atas permukaan yang bersih
C.  Harus menggunakan térmométer individual atau sekali pakai
8.berikan obat:
A.  Berikan obat oral dalam bungkusan atau cangkir
B.  Buang bingkisan atau cangkir ke dalam wadah berlapis plastik
C.  Berikan injeksi,  pastikan memakai sarung tangan
D.  Buang spuit dan jarum yang tidak tertutup ke dalam wadah khusu
.  Jika menggunakan spuit yang dapat di gunakan kembali,  buang isi bagian dalam dan jarymnya ke dalam wadah khusus
9. Bantu hyginie
A.  Jaga supaya gown tidak menjadi basah,  bawah waskom untuk cuci tangan dengan posisi jauh dari gown, hindari bersandar pada meja yang bagian atasnya basah
Bantu klien membuka gown,  buang kantung linen kejap air
Ganti linen,  jika menjadi sangat kotor hindari kontak dengan gown,  buang dalam kantung linen khusus
D.  Pasang linen bersih pada tempat tidur dan pasang handuk
E.  Ganti sarung tangan jika menjadi sangat kotor dan nantinya masih membutuhkan perawatan
10. Kumpulan spesimen
A.  Letakkan wadah spesimen diatas handuk kertas yang bersih di dalam kamar mandi klien
B.  Ikuti prosedur pengumpulan spesumen
C.  Pindahkan spesimen ke wadah tanpa mengotori bagian luar wadah.  Letakkan wadah dalam kantung plastik
D.  Periksa label pada kantung spesimen supaya akurat,  kirim ke laboratorium,(label peringatan dapat di gunakan,  bergantung pada kebijakan rumah sakit)
11. Jelaskan pada klien bila anda merencanakan kapan akan kembali ke kamar
12. Buang linen dan kantung sampah jika sudah penuh
A.  Gunakan satu kantung untuk memuat barang yang kotor jika kantung tersebut tahan lembab dan kuat
B.  Ikat kantung dengan rapat pada bagian atas
13. Tambahkan bahan di ruangan sesuai dengan kebutuhan
14. Tinggalkan kami isolasi
A.  Buka google
B.  Buka ikatan gown yan ada di pinggang.  Buka satu sarung tangan dengan meraih manset dan menarik bagian dalam sarung tangan ke bagian luar tangan.  Buang sarung tangan.  Dengan tangan yang tidak memakai sarung tangan,  masukkan hari ke dalam manset sarung tangan yang masih dipakai dan tarik sarung tangan tersebut keluar
C.  Buka tali masker,  jauhkan masker ke dalam wadah sampah
D.  Buka tali gown pada bagian leher,  biarkan gown jatuh.  Keluarkan tangan dari bagian gown pada lipatan bahu dan lipat bagian dengan bagian dalamnya keluar.  Letakkan di kantung cicilan.
E. Cuci tangan
F.  Tinggalkan kamar dan tutup pintu jika perlu

Sunday, April 23, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMASANG SARUNG TANGAN

SOP MEMASANG SARUNG TANGAN

A. DEFINISI 
 suatu tindakan Memasang sarung tangan untuk menjaga kondisi asepsis

B.  TUJUAN 

  1. Mencegah penyebaran infeksi nosokomia
  2. Mencegah penularan penyakit


C.  PERSIAPAN ALAT 
Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai

D. CARA KERJA 

  1. Siapkan kemasan sarung tangan steril yang sesuai dengan ukuran 
  2. Lakukan cuci tangan dengan saksama
  3. Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan dan melepaskan sisi-sisinya
  4. Pegang bagian dalam kemasan dan letakkan pada permukaan yang bersih,  datar tepat di atas siku.  Buka kemasan,  jaga supaya sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus 
  5. Jika sarung tangan tidak di bedaki,  ambil pak bedak dan pakai bedak tipis-tipis pada tangan diatas wastafel atau keranjang sampah
  6. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri.  Setiap sarung tangan memiliki manset kira-kira lebar 5 cm.  Kenakan sarung tangan dominan terlebih dahulu 
  7. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tengah dari tangan non dominan, pegang tepi dari manset sarung tangan untuk tangan dominan.  Sentuh hanya bagian dalam sarung tangan 
  8. Pakai sarung tangan pada tangan dominan,  biarkan manset dan pastikan manset tidak bertumpk di pergelangan tangan.  Pastikan ibu jari dan jari lainnya berada pada tempat yang tepat
  9. DENGAN tangan yang dominan yang berasurng tangan,  selip kan jari di dalam manset sarung tangan ke dua
  10. Kenakan sarung tangan ke dua pada tangan non dominan.  Jangan biarkan jari tangan dan ibu jari tangan dominan yang bergabung dengan tangan menyentuh setiap bagian  tangan non dominan yang di buka.  Jaga supaya ibu jari tangan non dominan terabduksi ke belakang
  11. Setelah sarung tangan ke dua di Kenakan,  tautan kedua orang angan.  Manset biasanya jatuh ke bawah setelah pemakaian. Pastikan untuk hanya menyentuh daerah yang steril. 


Friday, April 21, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

SOP MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

A.  DEFINISI
Suatu kegiatan untuk mengganti alat tenun (sprei) pada tempat tidur pasien

B.  TUJUAN

  1. Menjaga kebersihan lingkungan
  2. Mencegah infeksi
  3. Memberikan rasa nyaman

C.  INDIKASI
Dilakukan ketika alat tenun pasien kotor

D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E.  PERSIAPAN ALAT

  1. Alat tnun
  2. Laken
  3. Perlak (bila perlu)
  4. Steek laken
  5. Boven laken
  6. Sarung bantal
  7. Selimut
  8. Overlaken


F.  CARA KERJA

  1. Mencuci tangan
  2. Meletakkan alat tenun di tempat yang bersih
  3. Memasang laken dengan lipatan memanjang dan menentukan garis tengah tempat tidur
  4. Memasukkan laken bagian kepala kurang lebih 25 cm kemudian bagian kaki dan buat sudut. Masukkan juga sisinya
  5. Memasang perlak dan steek laken
  6. Memasang boven laken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala sampai batas kasur
  7. Meletakkan selimut tepat pada garis jahitan bovenlaken
  8. Memasang sarung bantal dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup kejurusan pintu
  9. Memasang overlaken
  10. Mencuci tangan
  11. Mendokumentasikan tindakan


Thursday, April 20, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMASANG KAP KUTU

SOP MEMASANG KAP KUTU

A. DEFINISI
Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk memberikan obat kutu di kepala pasien yang berkutu

B. TUJUAN
Menghilangkan kutu

C. INDIKASI
Dilakukan pada pasien yang berkutu

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
Posisikan pasien sesuai dengan kebutuhan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Obat kutu, misalnya campuran minyak tanah dan minyak kelapa dengan perbandingan 1:1, dicampur kapur barus yang sudah dihaluskan
  2. Kap kutu khusus atau kai segitiga (mitela)
  3. Pengalas dari karet atau kain
  4. Peniti
  5. Kain kas
  6. Vaselin
  7. Sisir kutu dan sisir biasa
  8. Kertas pembungkus kotoran
  9. Ember
  10. Bengkok (nierbekken) beisi larutan disinfektan
  11. Celemek untuk petugas
  12. Tutup untuk kepala
  13. Sarung tangan untuk petugas


F. CARA KERJA

  1. Sebelum memasang kap kutukepadapasien, petugas memakai celemek, tutup kepala dan sarung tangan dahulu
  2. Pengalas dipasang pada bahu dan diberi peniti agar tidak lepas
  3. Kertas dilebarkan sampai ember yang diletakkan didekat punggung pasien. Selanjutnya, rambut disisir dengan sisir biasa, kemudian dengan sisir kutu, kotoran dibuang kedalam bengkok yang berisi cairan disinfektan
  4. Kulit kepala pada batas rambut diberi vaselin
  5. Kulit kepala digosok dengan kain kasa yang telah dilumuri obat kutu. Ini dilakukan sedikit demi sedikit dari kulit kepala sampai ujung rambut secara merata
  6. Khusus rambut panjang harus dijalin secara longgar dan digulung
  7. Kepala dibungkung dengan kap kutu atau kain segitiga yang ujungnya disimpulkan diatas dahi dan diberi peniti dengan telinga tidak sampai tertutup
  8. Posisi pasien diatur kembali, kap kutu dibiarkan selama 12-18 jam setelah itu rambut dicuci sesuai prosedur mencuci rambut
  9. Peralatan desinfeksi, dibereskan dan dikembalikan pada tempat semula
  10. Dokumentasikan tindakan


Wednesday, April 19, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MERAWAT KUKU KLIEN

SOP MERAWAT KUKU KLIEN

A. DEFINISI

Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan kuku tangan dan kaki yang meliputi perendaman, pemotongan, pengikiran untuk mempertahankan kesehatan kuku tangan maupun kaki

B. TUJUAN

  1. Mempertahankan kebersihan kuku klien
  2. Menghindari infeksi di daerah sekitar kuku klien
  3. Memberikan kenyamanan
  4. Merapikan penampilan klien
  5. Mencegah kemungkinan pasien tercakar jika kukunya panjang
  6. Mencegah bau


C. INDIKASI

  1. Pasien dengan masalah pada kuku kaki dan tangan
  2. Pasieen lansia
  3. Pasien anak-anak hingga dewasa
  4. Pasien diabetes


D. PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
  2. Posisikan pasien sesuai kebutuhan


E. PERSIAPAN ALAT

  1. Baskom 2 buah
  2. Pengikir kuku
  3. Handuk mandi
  4. Washlap
  5. Lotion
  6. Keset mandi sekali pakai
  7. Gunting kuku
  8. Sarung tangan
  9. Orange stick


F. CARA KERJA

  1. Cuci tangan
  2. Dekatkan alat-alat
  3. Hapus cat kuku pasien
  4. Isi baskom dengan air hangat 43-440 C
  5. Tempatkan baskom diatas keset mandi dan bantu pasien merendamkan kakinya
  6. Dapatkan meja pasien dan letakkan baskom lain diatasnya, bantu pasien merendam kuku tangan. Perendaman dilakukan selama 10-20 menit
  7. Bersihkan bagian bawah kuku dengan orange stick . singkirkan baskom dan keringkan kuku
  8. Gunting kuku pasien secara lurus menyilang pada ujung jari dengan gunting kuku. bentuk kuku dengan pengikir.
  9. Dorong kutikula kebelakang dengan perlahan dengan menggunakan orange stick
  10. Kenakan sarung tangan dan gosok daerah kalus kaki klien dengan washlap
  11. Bersihkan bagian bawah jari dengan menggunakan orange stick.angkat kaki dari baskom dan keringkan.
  12. Bersihkan dan gunting ibu jari secara lurus menyilang. Jangan mengikir sudut kuku ibu jari
  13. Berikan lotions pada kaki klien
  14. Bantu klien kembali ke posisi semula
  15. Rapikan alat
  16. Cuci tangan
  17. Dokumentasikan tindakan

Tuesday, April 18, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMPOSISIKAN PASIEN GENUPECTORAL

SOP MEMPOSISIKAN PASIEN GENUPECTORAL

A. DEFINISI
Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat pada klien dengan posisi dimana kllien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur

B. TUJUAN
Memeriksa daerah rectum dan sigmoid

C. INDIKASI
Pemasangan obat supositoria

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Bantal kecil
  3. Bantal biasa
  4. Handuk gulung
  5. Sarung tangan / handscoon


F. CARA KERJA

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
  2. Cuci tangan
  3. Posisikan klien pada posisi menungging dengan kedua kaki ditekkuk dan dada menempel pada Kasur tempat tidur
  4. Pasang selimut untuk menutupi daerah genetalia
  5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
  6. dokumentasikan tindakan


Sunday, April 16, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DI ATASNYA

SOP MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DI ATASNYA

A.  DEFINISI
Suatu kegiatan untuk mengganti alat tenun (sprei) pada tempat tidur pasien yang tidak dapat bangkit dari tempat tidur.

B.  TUJUAN

  1. Menjaga kebersihan lingkungan
  2. Mencegah infeksi
  3. Memberikan rasa nyaman

C.  INDIKASI
Dilakukan pada pasien yang tidak dapat bangkit dari tempat tidur

D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tindakan

E.  PERSIAPAN ALAT

  1. Alat tenun:
  2. Laken
  3. Perlak bila perlu
  4. Steek laken
  5. Boven laken
  6. Sarung bantal
  7. Selimut
  8. Tempat untuk pakaian kotor
  9. Ember berisi desinfektan
  10. Ember berisiair bersih
  11. Lap kerja 3 potong


F.  CARA KERJA

  1. Memberitahu pasien
  2. Mencuci tangan
  3. Mengangkat selimut lalu dimasukkan kedalam pakaian kotor
  4. Memiringkan pasien. Bila pasien tidak dapat miring sendiri, dibantu oleh  soerang perawat lagi yang memegang bahu dan paha pasien dari sisi lain
  5. Menempatkan bantal dibawah kepala pasien
  6. Melepaskan alat - alat tenun dari bawah Kasur dimana perawat berdiri
  7. Menggulung steek laken sampai ke punggung pasien
  8. Membersihkan perlak dengan lap yang dicelupkan kedalam larutan desinfektan, kemudian dibersihkan, lalu dibersihkan  dengan air bersih, dikeringkan dan ditutup sampai ke punggung pasien ( bila perlu perlak diganti ).
  9. Menggulung laken sampai ke punggung pasien
  10. Membersihkan kerangka tempat tidur di sisi perawat berdiri
  11. Membentangkan laken bersih memanjang dengan lipatan tengahnya tepat pada bagian tengah tempat tidur, menyisipkan laken bagian kepala dan kaki ke bawah Kasur, kemudian membuat sudut dan menyisipkan bagian sisi ke bawah Kasur.
  12. Membentangkan kembali perlak yang ditutupkan pada punggung pasien
  13. Memasang steek laken bersih dan bersama dengan perlak di sisipkan kebawah Kasur, caramembentangkannyasamaseperti memasanglaken.
  14. Menelentangkan pasien, kemudian dimiringkan ke sisi lain
  15. Perawat pindah di sisi lain dengan membawa alat - alat pembersihan
  16. Melepaskan alat tenun dari bawah Kasur
  17. Mengangkat steek laken kotor ke tempat pakaian kotor
  18. Membersihkan perlak dengan cara yang sama seperti cara di atas, kemudian di tutupkan pada punggung pasien
  19. Mengangkat laken kotor, kemudian dimasukkan ke dalam pakaian kotor
  20. Membersihkan kerangka tempat tidur dengan cara yang sama seperti di atas
  21. Menarik laken bersih pada punggung pasien lalu dientangkan hingga rata
  22. Menelentangkan pasien
  23. Mengangkat bantal, diratakan kapuknya dan diganti sarungnya dengan yang bersih, lalu diletakkan kembali dibawah kepala pasien.
  24. Menggantiboven laken yang kotor dengan yangbersih,caranya sepertimemasangselimut mandi
  25. Memasang selimut, menyisipkan boven laken dan selimut bagian kaki ke bawah Kasur
  26. Merapikan pasien
  27. Memebereskan alat - alat tenun dan dikembalikan ke tempatnya masing - masing

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMANDIKAN PASIEN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMANDIKAN PASIEN

A. Definisi
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat ,mulai dari dada, perut, ekstremitas atas, punggung dan ekstremitas bawah untuk mempertahankan kebersihan tubuh pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau tidak memerlukan bantuan dari orang lain menggunakan air dan sabun mandi.

B. TUJUAN 

  1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
  2. Memberikan rasa nyaman
  3. Merangsang peredaran darah
  4. Merilekskan otot
  5. Mencegah infeksi kulit
  6. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan


C. INDIKASI

  1. Dilakukan pada pasien dengan keadaan yang lemah
  2. Dilakukan pada pasien dengan masaalah pada kulit


D. PESIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
  2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan


E. PERSIAPAN ALAT

  1. 2 Waskom berisi air hangat
  2. 2 Waslap
  3. Sabun
  4. 2 Handuk
  5. 1 Stel pakaian
  6. Selimut
  7. Underpad ganti
  8. Perlak
  9. Sarung tangan
  10. Troli
  11. Tempat tertutup pakaian kotor
  12. Pispot urinal
  13. Kapas cebok
  14. Bila perlu minyak telon dan perlak


F. CARA KERJA

  1. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu
  2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal digunakan seperluunya
  3. Dekatkan alat-alat
  4. Tanyakan apakah pasien hendak BAB/BAK sebelum dimandikan
  5. Perawat berdiri disisi kiri atau sisi kanan pasien
  6. Mencuci tangan klien
  7. Beri tahu pasien, bahwa pakaian atas harus dibuka, lalu bagian yang terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
  8. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb:
  9. Mencuci muka
  10. Mencuci lengan
  11. Mencuci dada dan perut
  12. Mencuci punggung
  13. Mencuci kaki
  14. Mencucci lipat paha dan genetalia


Mencuci muka
Langkah:

  1. Bentangkan handuk dibawah kepala
  2. Bersihkan bagian mata pasien hanya dengan menggunakan air. Gunakan satu sisi washlap untuk membersihkan satu mata.
  3. Tanyakan apakah pasien ingin memakai sabun atau tidak
  4. Bersihkan bagian wajah, telinga dan leher pasien dengan menggunakan washlap dan keringkan

Mencuci lengan
Langkah:

  1. Turunkan selimut mandi
  2. Naikkan kedua tangan pasien, letakkan handuk diatas dada pasien dan lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat diletakkan keatas handuk
  3. Basahi dan sabuni lengan pasien dimulai dari sisi yang terjahu dari perawat, kemudian bilas dan keringkan. Lakukan hal yang sama pada lengan disisi terdekat perawat

Mencuci dada dan perut
Langkah:

  1. Tanggalkan pakaian bawah pasien dan turunkan selimut mandi sampai kearea pubis
  2. Naikkan kedua tangan pasien, angkat handuk dan bentangkan handuk pada sisi pasien
  3. Basahi dan sabuni ketiak, dada dan perut pasien kemudian bilas dan keringkan  dengan handuk

Mencuci punggung
Langkah:

  1. Miringkan pasien kekiri
  2. Bentangkan handuk dibawah punggung hingga kebagian bokong
  3. Basahi dan sabuni punggung kemudian bilas dan keringkan. Angkat handuk.
  4. Miringkan pasien kekanan dan lakukan hal yang sama.
  5. Telentangkan pasien dan kenakan pakaian bagian atas dengan rapi.

Memcuci kaki
Langkah:

  1. Keluarkan kaki pasien disisi jauh perawat dari bawah  selimut mandi
  2. Bentangkan handuk dibawah kaki dan tekuk lutut pasien
  3. Basahi, sabuni kaki pasien kemudian bilas dan keringkan.
  4. Lakukan hal yang sama pada kaki disisi terdekat perawat.

Mencuci daerah lipat paha dan genetalia
Langkah:

  1. Bentangkan handuk dibawah bokong
  2. Bersihkan daerahlipatan paha dan genetalia dengan cara dibasahi,disabuni, dibilas dan dikeringkan
  3. Bantu pasien menggunakan pakaian bagian bawah. Angkat handuk
  4. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien
  5. Rapikan kembali bed dan posisikan pasien supaya nyaman
  6. Bereskan alat, pakaian dan alat tenun yang telah dipakai atau kotor.
  7. Cuci tangan
  8. Dokumentasikan tindakan.


Saturday, April 15, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMPOSISIKAN PASIEN PADA POSISI ORTOPNEA

SOP MEMPOSISIKAN PASIEN PADA POSISI ORTOPNEA

A.  DEFINISI
Suatu kegiatan untuk mempoposisikan pasien duduk yang merupakan adaptasi dan possi fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur atau tepi tempat tidur dengan meja menyilang diatas tempat tidur.

B.  TUJUAN

  1. Membantu mengatasi masalah kesuitan pernafasan dengan memberikan ekspensi dada maksimum
  2. Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi


C.  INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi fowler tinggi atau ortopnea

D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Bantal kevil
  3. Bantal biasa
  4. Handuk gulung
  5. Footboard /bantalankaki
  6. Sarung tangan meja kkecil


F.  CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri
  2. Beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan lihat respon klien
  3. Dekatkan alat ke klien
  4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangaan
  5. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
  6. Naikkan kepala tempat tidur 900
  7. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas tempat tidur dan letakkan tangan diataas bantal yang ada diatas meja
  8. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
  9. Pastikan tidak ada tekanan pada popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi
  10. Letakkan gulungan handuk di samping masing – masing paha
  11. Topang kaki dengan bantalan kaki
  12. Rapikan alat dan klien
  13. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  14. Dokumentasikan tindakan