Friday, March 31, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMPOSISIKAN PASIEN PADA POSISI FOWLER

SOP MEMPOSISIKAN PASIEN PADA POSISI FOWLER

A.  DEFINISI
Suatu kegiatan untuk memposisikan pasien setengah duduk atau kepala dinaikkan

B. TUJUAN

  1. Membantu mengatasi masalah kardiovaskular atau pernafasan
  2. Membantu pasien beraktivitas ( makan, minum, membaca dll)
  3. Menurunkan tekanan intra abdomen
  4. Memperlancar uterine drainage pada wanita post partum


C.  INDIKASI

  1. Pasien dengan masalah kardiovaskuler
  2. Pasien wanita post partum untuk memperlancar uterine drainage


D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E.  PESIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Bantal kecil 2 buah
  3. Bantal biasa 3 buah
  4. Handuk gulung
  5. Footboard / bantalan kaki
  6. Sarung tangan


F.  CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri
  2. Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan dan lihat respon klien
  3. Dekatkan alat ke klien
  4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  5. Minta klienuntuk memfleksikaN lutut sebelum kepala dinaikkan
  6. Naikkan kepala tempat tidur 150 – 450 untuk fowler rendah dan 450 – 900 untuk fowler tinggi
  7. Letakan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah di sana
  8. Letakan bantal kecil dibawah kepala klien
  9. Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
  10. Pastikan tidak ada tekanan pada area popletia dan lutut dalam keaadan fleksi
  11. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
  12. Topang kaki dengan bantalan kaki
  13. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan jika ada kelemahan pada klien
  14. Dokumentasikan tindakan 

Thursday, March 30, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENCUCI RAMBUT PASIEN

SOP MENCUCI RAMBUT PASIEN

A. Definisi
Tindakan yang dilakukan perawat untuk membersihkan rambut pasien dengan menggunakan air hangat dan shampoo untuk mempertahan kebersihan rambut.

B. TUJUAN

  1. Memberikan perasaan senang dan segar kepada klien
  2. Rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
  3. Merangsang peredarah darah dibawah kulit kepala
  4. Membersihkan kutu dan ketombe


C. INDIKASI

  1. Pasien yang berkutu setelah di pasangkan cap kutu
  2. Pasien dengan masalah pada rambut

PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan pemberian tindakan
  2. Posisiskan pasien sesuai kebutuhan


D. PERSIAPAN ALAT

  1. 2 buah sisir
  2. 2 buah handuk
  3. 1 buah washlap
  4. Sarung tangan bersih
  5. Kapas dan tempatnya
  6. Sabun atau shampoo
  7. Alas (handuk atau perlak)
  8. Talang karet
  9. Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dan kapas pada tempatnya2-3 potong
  10. Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
  11. Sarung tangan bersih
  12. Celemek
  13. Gayung
  14. Ember berisi kain bersih
  15. Kain pel
  16. Ember kosong
  17. Ceret atau termos berisi air panas


E. CARA KERJA

  1. bawa alat kedekat pasien
  2. cuci tangan
  3. pakai sarung tangan
  4. pakai celemek
  5. atur posisi tidur pasien senyaman mungkin dengan kepala dekat disisi tempat tidur
  6. pasang perlak dan handuk dibawah tempat tidur klien
  7. letakkan ember yang dialasi kain pel, dibawah kepala klien
  8. pasang handuk dan perlak dibawah tempat tidur klien
  9. pasang talang karet dan arahkan ke ember yang kosong
  10. tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien dengan kasa
  11. tutup dada dengan handuk sampai ke leher
  12. sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan menggunakan gayung
  13. gosok pangkal rambut dengan kain kas yang telah diberi shampoo kemudian urut dengan ujung jari. Kasa kotor dibuang ke bengkok.
  14. Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan.
  15. Angkat tutup mata dan telinga.
  16. Angkat talang, masukkan kedalam ember dan letakkan handuk kedalam baki
  17. Kembalikan pasien dalam posisi semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta meletakkannya diatas bantal
  18. Keringkan rambut klien dengan menggunakan handuk kemudian disisir sampai rapi
  19. Rapikan klien
  20. Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok 
  21. Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong
  22. Bereskan dan bersihkan alat
  23. Kembalikan alat ke tempat semula
  24. Cuci tangan
  25. Dokumentasikan tindakan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ORAL HYGIENE

SOP ORAL HYGIENE

A. DEFINISI

Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan gigi pasien dari sisa-sisa makanan atau kotoran dengan menggunakan sikat gigi dan dilakukan pada psien yang tidak dapat melakukan sendiri.

B. TUJUAN

  1. Mencegah penyakit gigi dan mulut
  2. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut
  3. Mempertinggi daya tahan tubuh
  4. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan
  5. Mencegah infeksi gusi dan gigi
  6. Mempertahkan kenyamanan rongga mulut


C. INDIKASI

  1. Pasien dengan penurunan kesadaran
  2. Pasien dengan paralysis
  3. Pasien yang mengalami pembedahan rongga mulut


D. PESIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
  2. Posisikan pasien sesuai kebutuhan


E. PERSIAPAN ALAT

  1. Handuk
  2. Perlak
  3. Gelas kumur
  4. obat kumur
  5. sikat gigi dan pasta gigi
  6. bengkok
  7. tissue
  8. lidih kapas
  9. tongue spatel
  10. senter
  11. sarung tanngan
  12. pelembab bibir


F. CARA KERJA

  1. Cuci tangan
  2. Dekatkan alat-alat
  3. Letakkan perlak disalah satu sisi wajah diatas bantal
  4. Latakkan handuk di bawah dagu
  5. Miringkan kepala pasien kesalah satu sisi
  6. Letakkan bengkok dibawah dagu
  7. Periksa gigi dengan menggunakan tongue spatel dan senter
  8. Berikan air untuk berkumur
  9. Gosok gigi pasien dengan gerakan ke ataske bawah dan gerakakan kearah luar dalam untuk gigi dalam
  10. Berikan air untuk berkumur
  11. Bersihkan sisa kotoran yangmasih menempel pada gusi dengan menggunakan tongue spatel
  12. Keringgkan bibir dengan tissue
  13. Angkat handuk dan berikan pelembab bibir
  14. Cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan


Wednesday, March 29, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENIS HYGIENE

SOP PENIS HYGIENE

A.  DEFINISI
Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan alat kelamin pria bagian luar

B. TUJUAN

  1. Menjaga kebersihan diri terutama bagian perineal genital
  2. Mencegah infeksi
  3. Memberikan pengobatan
  4. Memberikan rasa nyaman


C.  INDIKASI
Pasien dengan penurunan kesadaran
Pasien yang akan dipasang kateter
Pasien dengan masalah pada genetalia

D. PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
  2. Posisikan pasien sesuai kebutuhan


E.  PERSIAPAN ALAT

  1. Kom steril berisi kapas savlon / kapas sublimat
  2. Sarung tangan
  3. Pinset anatomis
  4. Korentang
  5. Perlak
  6. BengkokPispot


F.  CARA KERJA

  1. Dekatkan alat-alat
  2. Atur posisi litotomi
  3. Lepas celana dalam
  4. Cuci tangan
  5. Kenakan sarung tangan
  6. Pasang perlak dan pispot
  7. Tangan kiri memegang penis dengan gentle. Pada pasien yang belum dicircumisi Tarik preputium sehingga glands penis terlihat. Tunda tindakan apabila pasien ereksi.
  8. Dengan tangan kanan ambil kapas savlon dengan menggunanakan pinset
  9. Usapkan kapas savlon pada metus uretra dengan gerakan memutar kearah luar. Buang kapas dan ulangi sesuai prosedur. Keringkan
  10. Cuci batang penis dengan perlahan namun kuat kearah bawah. Bilas dan keringkan
  11. Bersihkan skrotum. Angkat testis dengan hati-hati dan cuci lipatan kulit dibawahnya. Bilas dan keringkan
  12. Rapikan alat
  13. Kembalikan pasien pada posisi semula
  14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan 

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) VULVA HYGIENE

SOP VULVA HYGIENE

A.  DEFINISI
Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan alat kelamin wanita bagian luar.

B.  TUJUAN
menjaga kebersihan diri terutama perineal genital
mencegah infeksi
menghindari kelembapan berlebih
memberikan pengobatan
memberika rasa nyaman

C. INDIKASI

  1. pasien dengan penurunan kesadaran
  2. Pasien post partum
  3. pasien dengan luka episiotomii
  4. pasien dengan masalah pada genitalia


D. PERSIAPAN PASIEN

  1. memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
  2. memposisikan pasien sesuai kebutuhan


E. PERSIAPAN ALAT

  1.  Kom steril berisi kapas savlon/kapas sublimat
  2. sarung tangan
  3. pinset anatomis
  4. korentang
  5. perlak
  6. bengkok
  7. pispot
  8. baskom berisi air bersih
  9. pembalut
  10. celana dalam


F. CARA KERJA

  1. dekatkan alat-alat
  2. atur posisi litotomi
  3. lepas celana dalam
  4. cuci tangan
  5. kenakan sarung tangan
  6. pasang perlak dan pispot
  7. guyur alat genitalia luar dengan air bersih
  8. ambil kapas savlon denganpiset bungkung ibu jari dan telunjuk kiri dengan kapas savlon dan renggangkan labia
  9. dengan tangan kanan ambil kapas savlon dengan menggunakan pinset
  10. usapkan kapas savlon pada labia mayora kanan, labia mayora kiri dan minora. Satu kapas digunakan untuk satu labia. Sekali usap dan buang kebengkok.
  11. Pasang pembalut dan celana dalam
  12. Rapikan alat
  13. Kembalikan pasien pada posisi semula
  14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMINDAHKAN PASIEN DARI BED KE KURSI RODA

SOP MEMINDAHKAN PASIEN DARI BED KE KURSI RODA

A. DEFINISI
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk memindahkan pasien ke kursi roda

B. TUJUAN
Memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain

C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi dengan kursiroda

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

D. PERSIAPAN ALAT

  1. Tempat tidur
  2. Bantal kecil
  3. Bantal biasa
  4. Handuk gulung
  5. Sarung tangan / handscoon


E. CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri
  2. Beritahu dan jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan lihat respon klien
  3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  4. Kunci semua roda tempat
  5. Rendahkan posisi tempat tidur hingga posisi terendah sehingga kaki klien bisa menyentuh lantai
  6. Letakkan kursi roda sejajar tempat tidur dan sedekat mungkin dengan tempat tidur
  7. Bantu posisi klien duduk ditepi tempat tidur
  8. Letakkan tangan klien diatas permukaan tempat tidur atau diatas kedua bahu perawat sehingga klien dapat mendorong tubuhnya sambil berdiri , lingkari tubuh klien dengan kedua tangan perawat
  9. Bantu klien berdiri dan bergerak bersama – sama
  10. Bantu posisi klien tegak pada beberapa saat
  11. Bantu klien untuk duduk
  12. Pastikan keselamatan pasien
  13. Turunkan sandaran kakidan letakkan kedua kaki klien diatasnya
  14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
  15. Dokumentasikan tindakan 


Tuesday, March 28, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) HUKNAH

SOP HUKNAH

A.  DEFINISI
Memasukkan larutan kedalam rectum dan kolon sigmoid. Memasukkan cairan kedalam rectum guna membuang feses ( gas) dari kolon dan rectum.

  1. HUKNA RENDAH : memasukkan cairan melalui anus sampai kolon desenden. 
  2. HUKNATINGGI TINGGI :  memasukkan cairan melalui anus sampai kolon asenden.


  3. B.  TUJUAN

Huknah Rendah

  1. Meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltic
  2. Mengosongkan usus sebagai persiapan operasi, kolonskopi
  3. Tindakan pengobatan

Huknah Tinggi

  1. Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi fekal
  2. Membantu defekasi normal sebagai bagian dari program latihan defekasi ( bowel training program)
  3. Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic


C INDIKASI
Konstipasi
Deficit perawatan diri, toileting
Persiapanoperasi

D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E.  PERSIAPAN ALAT

  1. Irrigator lengkap ( irrigator, selang, klem, selang rectal
  2. Ukuran selang rektal untuk bayi dan anak – anak 10-12 G French, 22-26 G Frenc Untuk dewasa
  3. Cairan ( air hangat, NaCl 0,9% hangat, air kran, larutans abun)Bayi 150 - 250 cc
  4. Toddler 250 - 350cc
  5. Usia sekolah 300 - 500 cc
  6. Remaja 500 - 750 cc
  7. Dewasa 750 - 1000 cc
  8. Bengkok, vaselin / jel
  9. Beberapa potong kain kassa
  10. Alas bokong
  11. Selimut mandi
  12. Pot / pispot dan tutupnya, air cebok dalam botol, kertas closet atau tissue
  13. Bangku untuk pot
  14. Standar untuk irrigator
  15. Sarung tangan
  16. Skort
  17. Sampiran bila perlu


F.  CARA KERJA

  1. Jelaskan prosedur kepada klien
  2. Tutup ruamgan / pasang sampiran
  3. Bantu klien pada posisi miring kekiri ( lateral kekiri) untuk huknah rendah dan miring kekanan untuk huknah tinggi dengan lutut kanan fleksi,. Anak – anak pada posisi dorsal rekumben
  4. Letakkan perlak dibawah bokong
  5. Pasang selimut mandi, area anal yang kelihatan
  6. Pasang irrigator set ( irrigator, selang, klem, selang rectal)
  7. Gantung di standar irrigator
  8. Tututp klem pengatur
  9. Masukan larutan ke irrigator sesuai indikasi ( jenis dan diklem lagi )
  10. Letakkan standaran irrigator dekat klien ( dekat bokong sebelah kanan untuk huknah tinggi dan sebelah kiri untuk huknah rendah)
  11. Letakkan pispot dekat tempat tidur
  12. Cuci tangan, pasang sarung tangan dan pasang skort
  13. Beri pelumas / gel 3-4cm pada ujung selang rectal
  14. Dengan perlahan regangkan bokong dn cari letak anus, instriksikan klien rileks dengan menghembuskan napas perlahan melalui mulut
  15. Masukkan selang rectal secara perlahan dengan mengarahkan kearah umbilicus klien, panjang insersi 7,4-10 cn untuk dewasa,5-7,5 untuk anak-anak 2,5-3,5 untuk bayi. Tarik selang dengan segera jika ditemukan obstruksi
  16. Naikan irrigator secara perlahan sampai pada keitnggian diatas anus (30-45 cm untuk hukanh tinggi dan 30 cm untuk hukanh rendah dan 7,5 cm untuk bayi.
  17. Buka klem dan alirkan secara perlahan. Waktu pengaliran sesuai dengan pemberian volume cairan ( 1 liter dalam 10 menit)
  18. Bila klien mengeluh kram, rendahkan irrigator atau klem selama 30 detik, kemudian alirkan kembali secara lambat
  19. Klem selang setelah larutan habis
  20. Beritahu klien untuk menahan napas ketika selang ditarik
  21. Letakkan tissue pada sekitar anus dan Tarik selang anus secara perlahan
  22. Buang tissue pada bengkok
  23. Jelaskan pada klien bahwa perasaan distensi adalah normal. Minta klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat tidur, untuk bayi dan anak – anak dengan perlahan pegang kedua bokong selama beberapa menit
  24. Singkirkan irrigator set dan selang tempat yang sudah disediakan
  25. Atur posisi terlentang
  26. Bantu klien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong
  27. Observasi karakter feses dan larutan ( beritahu klien jagan menyiram toilet sebelum feses di observasi oleh perawat
  28. Lepaskan perlak dari bawah bokong
  29. Bantu / anjurkan klien untukb membersihkan daerah anal dengan air hangat dan sabun
  30. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan lepaskan skort
  31. Catat hasil enema pada lembar observasi

Sunday, March 26, 2017

SOP PELEPASAN KATETER (SOP)

SOP PELEPASAN KATETER


  1. DEFINISI 
  2. Suatu tindakan keperawatan melepaskan drainage urine padak lien yang dipasang kateter

2. TUJUAN
Melatih pasien untuk BAK normal tanpa kateter

3. INDIKASI
Kateter yang sudah tidak berfungsi
Kateter yang kurang lebih 2 minggu
Kateter yang sudah tidak diperlukan lagi
Terdapat tanda – tanda infeksi

4. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

5. PERSIAPAN ALAT

  1. Handschoen
  2. Pinset cirurgis / anatomis
  3. Spuit 10cc
  4. Antiseptic betadin 10%
  5. Bengkok
  6. Plester
  7. Lidi kapas
  8. Sampiran

CARA KERJA

  1. Memperkenalkan diri
  2. Beritahu dan jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan lihat respon klien
  3. Pasang sampiran, tutup jendela
  4. Dekatkan alat ke klien
  5. Cuci tangan dan pasang handschoen
  6. Desinfeksi daerah glans dengan betadin 10%
  7. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai benar –benar habis
  8. Tarik kateter dan anjurkan klien untuk menarik napas panjang  sambil melihat repon klien, kemudian buang kateter pada bengkok
  9. Olesi area meatus eksterna dengan betadin 10 %
  10. Bereskan alat dan lepaskan handschoen
  11. Cuci tangan
  12. Dokumentasikan tindakan

Saturday, March 25, 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN KATETER

SOP PEMASANGAN KATETER

A. DEFINISI
Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra

B. TUJUAN
Diagnostic
Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
Mengetahui residual urine setelah miksi
Memasukan kontras kedalam buli – buli
Mendapatkan specimen urine steril
Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine
Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
Kateterisasi semntara ( intermitter catherization )

C. INDIKASI
Tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E. PERSIAPAN ALAT

  1. Handshoen steril
  2. Handschoen on steril
  3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
  4. Urobag
  5. Doek lubang steril
  6. Jelly
  7. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam spuit ( tanpa jarum )
  8. Larutan antiseptic + kassa steril
  9. Perlak dan pengalas
  10. Pinset anatomis
  11. Bengkok
  12. Spuit10 cc berisi aquades
  13. Urinal bag
  14. Plester / hypavik
  15. Gunting
  16. Sampiran


F. CARA KERJA
PASIEN PRIA
  1. Memperkenalkan diri
  2. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
  3. Siapkan alat disamping klien
  4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
  5. Cuci tangan
  6. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
  7. Pasang pengalas
  8. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
  9. Pasan handschoen on steril
  10. Letakkan bengkok diantara kedua paha
  11. Cukur rmabut pubis
  12. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
  13. Pasang doek lubang steril
  14. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke pangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan kanan
  15. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan indwelling pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1 masukkan kedalan uretra dengan spuit tanpa jarum
  16. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil di masase
  17. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas. Perhatikan ekspresi klien
  18. Jika tertahan jangan dipaksa
  19. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag disamping tempat tidur
  20. Lihat respon klien dan rapikan alat
  21. Cuci tangan
  22. Dokumentasikan tindakan
PASIEN WANITA

  1. Memperkenakan diri
  2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  3. Siapkan alat di samping klien
  4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
  5. Cuci tangan
  6. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
  7. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
  8. Pasang pengalas
  9. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
  10. Pasang handschoen on steril
  11. Letakkan bnengkok diantara kedua paha
  12. Cukur rambut pubis
  13. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
  14. Pasang doek
  15. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
  16. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan – pelan ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien dianjurkan menarik napas. Perhaikan respon klien
  17. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
  18. Fiksasi
  19. Sambung dengan urobag
  20. Rapikan alat
  21. Buka handchoen dan cuci tangan
  22. Dokumentasikan tindakan